Sabtu, 10 November 2012


Apa yang membuat Allah tidak ridho dengan diri kita
Sering kita bertanya bahwa sebenarnya apa yang kita cari di dunia ini. Dan apa maksud dari sang pencipta telah menciptakan kita terahir kedunia ini dengan memberikan amanah yang beruppa waktu untuk menikmati semua karunia dan keindahan yang ada. Sebuah kenikmatan luar biasa mampu bernafas, berfikir, tersenyum , bercanda, bermain, dan melakukan hal lainnya. Seperti apa gambaran hidup kita yang sebenarnya apakah yang kita lakukan saat ini sudah benar atau belum, sesuai dengan kehendak sang Allah swt atau belum. Penting kita sadari bahwa Allah telah mencptakan manusia sebagi wakilnya di muka bumi untuk melaksanakan perintah dan larangannya yang telah dijelaskan dalam dalam Al – Qur’an bahwa “''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'' Mereka berkata: ''Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?''. Tuhan berfirman: ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui''(Al-Baqarah:30). Allah Ta'ala memberitahukan ihwal pemberian karunia kepada Bani Adam dan penghormatan kepada mereka dengan membicarakan mereka di al-Mala'ul Ala, sebelum mereka diadakan. Maka Allah berfirman, ''Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat''. Maksudnya, Hai Muhammad, ceritakanlah hal itu kepada kaummu'', ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi'', yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, ''Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi'' (Fathir: 39). Itulah penafsiran khalifah yang benar, bukan pendapat orang yang mengatakan bahwa Adam merupakan khalifah Allah di bumi dengan berdalihkan firman Allah, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.''
Abdur Razaq, dari Muammar, dan dari Qatadah berkata berkaitan dengan firman Allah, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya'', Seolah-olah malaikat memberitahukan kepada Allah bahwa apabila di bumi ada makhluk, maka mereka akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di sana. Perkataan malaikat ini bukanlah sebagai bantahan kepada Allah sebagaimana diduga orang, karena malaikat disifati Allah sebagai makhluk yang tidak dapat menanyakan apa pun yang tidak diizinkan-Nya. Ibnu Juraij berkata bahwa sesungguhnya para malaikat itu berkata menurut apa yang telah diberitahukan Allah kepadanya ihwal keadaan penciptaan Adam. Maka malaikat berkata, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya?''. Ibnu Jarir berkata, ''Sebagian ulama mengatakan, 'Sesungguhnya malaikat mengatakan hal seperti itu, karena Allah mengizinkan mereka untuk bertanya ihwal hal itu setelah dibentahukan kepada mereka bahwa khalifah itu terdiri atas keturunan Adam. Mereka berkata, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat kerusakan padanya?'' Sesungguhnya mereka bermaksud mengatakan bahwa di antara keturunan Adam itu ada yang melakukan kerusakan. Pertanyaan itu bersifat meminta informasi dan mencari tahu ihwal hikmah. Maka Allah berfirman sebagai jawaban atas mereka, Allah berkata, ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,'' yakni Aku mengetahui kemaslahatan yang baik dalam penciptaan spesies yang suka melakukan kerusakan seperti yang kamu sebutkan, dan kemaslahatan itu tidak kamu ketahui, karena Aku akan menjadikan di antara mereka para nabi, rasul, orang-prang saleh, dan para wali.
Sebagai umat muslim tidak dapat kita pungkiri bahwa setiap apa yang kita lakukan dari mulai kita terlahir kedunia ini dari  waktu ke akan mendapat penilaian dari Allah dan suatu saat kita akan dimintai suatu pertanggungjawaban. Untuk kita harus sering melakukan evaluasi dalam diri kita terhadap semua yang telah kita kakukan. Memang bolehlah bila kita menggangap dunia ini adalah panggung sandiwara namun dalm perjalanannya tidak mudah seperti yang diucapkan. Berbagaikeanekaragam yang mewarnai kehidupan hendaknya membuat kita memilih jalan mana yang akandiri kta arungi. Hidup diibaratkan sebagai sebuah option untuk mencapai tujuan kita selama proses ini masih berlangsung. Sungguh kita harus berpegang kuat terhadap pedoman kita yaitu Al – Qur’an dan hadist yang selalu memberikan jalan ke arah hidup yang abadi. Oleh karenanya senantiasa kita bertaqwa kapada Allah untuk terus berjuang dijalannnya. Meskipun kita sebagai umat muslim tidak sepatutnya kiat takabur dengan status kita sekarang ini. Karena sesungguhnya tidak ada yang mampu menjamin kehidupan kita selanjutnya. Bahkan berapadetik, menit, bahkan hari ataupun waktu  waktu kita tidak ada yang tahu kita akan terus seperti ini terus. Sebagai makhlukciptaan Allah kita di ciptakan sebagai manusia sosial dan pribadi. Oleh karenanya itu sedikitpun kita melanggar aturan Al Qur’an dan Hadist maka kita telah mengurangi ridho Allah swt yang sesungguhnya.   

Tidak ada komentar: