Kampung Produktifku untuk Indonesia
Sederetan
anak-anak kecil dengan suara gaduh saling mengelurkan canda tawanya, sedang
berjalan kaki ramai-ramai. Di terik matahari siang , mereka baru saja pulang
dari sekolah. Mereka adalah anak-anak kampungku , desa Gedebeg, kab. Blora,
Jawa Tengah.. Mereka adalah anak-anak yang nantinya akan memajukan desa
kami,dan yang akan meningkatkan harga diri orang tuanya. Di sana terdapat sebuah
Sekolah Dasar yang letaknya jauh di pinggir desa,di tengah-tengah sawah nan
luas dan berjarak kurang lebih 1 km dari desa, SD N GEDEBEG 1 namanya.SD yang
dulu pernah aku tempati, SD yang tersimpan kenangan dan memori indahku dulu,
dan SD yang aku harapkan dapat menjadi fasilitas untuk mencetak kader-kader
sukses kedepannya. Sebagian besar atau bisa di bilang seluruh penduduk desaku
adalah seorang petani. Bayangkan?!! Berapakah pendapatan mereka? Apakah mereka mampu menyekolahkan anak-anak
mereka di sekolah mewah? Di sekolah yang di penuhi dengan sarana lengkap?. Di
SD inilah kami bergantung, menggantungkan nasib anak-anak kami untuk setidaknya
mengenal dunia luar, mengembangkan potensi mereka, dan menjadi seorang yang
lebih baik dari orangtua-orangtua mereka, dengan harpan mreka nantinya dapat
berkontribusi untuk desa.
Tapi itu semua
adalah harapan, harapanku terhadap kampung produktifku. Hidup di dunia pasti
ada seleksi alam. Seleksi yang nantinya akan menghasilkan orang-orang yang
benar-benar mempunyai niat, kemauan, serta usaha. Dan itu semua terbukti di
desaku. Anak-anak yang sebetulnya mempunyai potensi dan semangat tinggi, kandas
pendidikannya di tengah-tengah jalan hanya karena ekonomi, ekonomi, dan
ekonomi. Hanya beberapa anak yang dpat melanjutkan studinya, hanya beberapa
anak yang mempunyai peluang lebih besar untuk meraih mimpi-mimpinya. Maka dari
itu hanya sebagian anak yang mampu dan berani bermimpi dan berangan – angan.
Sesengguhnya pada dasarnya kita hidup harus berani bermimpi karena dengan kita
berani bermimpi, kita telah berani menentukan dan mengkonsep masa depan kita,
kelak kita akan jadi apa?. Dengan bermimpi kita juga dapat mengenggam dunia di
tangan kita, tetapi mereka tidak tidak mau bermimpi dan mempunyai angan – angan
yang tinggi, yang ada dalam diri mereka hanya rencana dan hayalan belaka yang
tidak akan jadi nyata tanpa adanya usaha. Walaupun mereka hanya anak seorang
petani dan tidak dapat melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tapi
ditangan merekalah kemajuan bangsa Indonesia ini. Pernahkah mereka berfikir bahwa pekerjaan
mereka adalah mulia dan sangat menentukan kemakmuran banyak orang. Bayangkan
jika tidak ada petani, apa yang akan dimakan oleh kita??
Dikampung kecil
itulah sesungguhnya titik berat kemakmuran masyarakat ini. Dikampung kecil
itulah terdapat potensi yang terpendam tanpa disadari oleh khayalak banyak.
Dengan seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman. Kampong kecil itu akan
menjadi kampung produktif yang akan berkontribusi membangun kemajuan bangsa ini.
Di kampung itu juga tersimpan bibit – bibit dan potensi yang akan berkontribusi
penuh untuk bangsa ini dan ditangan generasi muda itulah kita bersama – sama
bejalan dan membangun bangsa ini. Bersama generasi – generasi muda itulah
tersimpan potensi – potensi yang besar yang
dapat membuat mimpi – mimpi menjdi kenyataan. Yang membuat harapan bukan lagi
harapan sesaat. Itu semua menjadi pr untuk kita bersama yang peduli akan nasib
generasi – generasi muda yang mempunyai potensi yang terpendam didalam sebuah
pedalaman, di sebuah kampung kecil yang sebenarnya penuh dengan asset berharga
untuk membangun bangsa ini dan mampu berperan dan berkontribusi besar.
Ya……….memang ini
tugas bersama, bagaiman cara kita membangun potensi – pitensi yang terpendam
itu dalam desa yang kecil dan dipedalaman. Yang akan berubah menjdi suatu desa
yang produktif dan besar serta dengan kemajuan teknologi bersama potensi –
potensi itu. Semua ada di desa Gedebeg
desa yang akan maju dengan potensi yang terdpendamnya dan menjadi kampung
produktif yang berkontribusi penuh dalam membangun bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar