Apa yang membuat Allah tidak ridho
dengan diri kita
Sering kita bertanya
bahwa sebenarnya apa yang kita cari di dunia ini. Dan apa maksud dari sang
pencipta telah menciptakan kita terahir kedunia ini dengan memberikan amanah
yang beruppa waktu untuk menikmati semua karunia dan keindahan yang ada. Sebuah
kenikmatan luar biasa mampu bernafas, berfikir, tersenyum , bercanda, bermain,
dan melakukan hal lainnya. Seperti apa gambaran hidup kita yang sebenarnya
apakah yang kita lakukan saat ini sudah benar atau belum, sesuai dengan
kehendak sang Allah swt atau belum. Penting kita sadari bahwa Allah telah
mencptakan manusia sebagi wakilnya di muka bumi untuk melaksanakan perintah dan
larangannya yang telah dijelaskan dalam dalam Al – Qur’an bahwa “''Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ''Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'' Mereka berkata: ''Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?''. Tuhan berfirman: ''Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui''(Al-Baqarah:30). Allah Ta'ala
memberitahukan ihwal pemberian karunia kepada Bani Adam dan penghormatan kepada
mereka dengan membicarakan mereka di al-Mala'ul Ala, sebelum mereka
diadakan. Maka Allah berfirman, ''Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat''. Maksudnya, Hai Muhammad, ceritakanlah hal itu kepada kaummu'',
''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi'', yakni suatu kaum yang
akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi,
sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, ''Dialah yang menjadikan kamu sebagai
khalifah-khalifah di bumi'' (Fathir: 39). Itulah penafsiran khalifah yang
benar, bukan pendapat orang yang mengatakan bahwa Adam merupakan khalifah Allah
di bumi dengan berdalihkan firman Allah, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.''
Abdur Razaq, dari
Muammar, dan dari Qatadah berkata berkaitan dengan firman Allah, ''Mengapa
Engkau hendak menjadikan di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya'',
Seolah-olah malaikat memberitahukan kepada Allah bahwa apabila di bumi ada
makhluk, maka mereka akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di sana.
Perkataan malaikat ini bukanlah sebagai bantahan kepada Allah sebagaimana
diduga orang, karena malaikat disifati Allah sebagai makhluk yang tidak dapat
menanyakan apa pun yang tidak diizinkan-Nya. Ibnu Juraij berkata bahwa
sesungguhnya para malaikat itu berkata menurut apa yang telah diberitahukan
Allah kepadanya ihwal keadaan penciptaan Adam. Maka malaikat berkata, ''Mengapa
Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya?''. Ibnu Jarir berkata, ''Sebagian ulama mengatakan, 'Sesungguhnya
malaikat mengatakan hal seperti itu, karena Allah mengizinkan mereka untuk
bertanya ihwal hal itu setelah dibentahukan kepada mereka bahwa khalifah itu
terdiri atas keturunan Adam. Mereka berkata, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan
orang yang akan membuat kerusakan padanya?'' Sesungguhnya mereka bermaksud
mengatakan bahwa di antara keturunan Adam itu ada yang melakukan kerusakan.
Pertanyaan itu bersifat meminta informasi dan mencari tahu ihwal hikmah. Maka
Allah berfirman sebagai jawaban atas mereka, Allah berkata, ''Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,'' yakni Aku mengetahui kemaslahatan
yang baik dalam penciptaan spesies yang suka melakukan kerusakan seperti yang
kamu sebutkan, dan kemaslahatan itu tidak kamu ketahui, karena Aku akan
menjadikan di antara mereka para nabi, rasul, orang-prang saleh, dan para wali.
Sebagai umat muslim tidak
dapat kita pungkiri bahwa setiap apa yang kita lakukan dari mulai kita terlahir
kedunia ini dari waktu ke akan mendapat
penilaian dari Allah dan suatu saat kita akan dimintai suatu
pertanggungjawaban. Untuk kita harus sering melakukan evaluasi dalam diri kita
terhadap semua yang telah kita kakukan. Memang bolehlah bila kita menggangap
dunia ini adalah panggung sandiwara namun dalm perjalanannya tidak mudah
seperti yang diucapkan. Berbagaikeanekaragam yang mewarnai kehidupan hendaknya
membuat kita memilih jalan mana yang akandiri kta arungi. Hidup diibaratkan
sebagai sebuah option untuk mencapai tujuan kita selama proses ini masih
berlangsung. Sungguh kita harus berpegang kuat terhadap pedoman kita yaitu Al –
Qur’an dan hadist yang selalu memberikan jalan ke arah hidup yang abadi. Oleh
karenanya senantiasa kita bertaqwa kapada Allah untuk terus berjuang
dijalannnya. Meskipun kita sebagai umat muslim tidak sepatutnya kiat takabur dengan
status kita sekarang ini. Karena sesungguhnya tidak ada yang mampu menjamin
kehidupan kita selanjutnya. Bahkan berapadetik, menit, bahkan hari ataupun
waktu waktu kita tidak ada yang tahu
kita akan terus seperti ini terus. Sebagai makhlukciptaan Allah kita di
ciptakan sebagai manusia sosial dan pribadi. Oleh karenanya itu sedikitpun kita
melanggar aturan Al Qur’an dan Hadist maka kita telah mengurangi ridho Allah
swt yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar