Minggu, 14 April 2013

proposal PKl


JUDUL     :    TATA LAKSANA PENANGANAN DOC PASCA TETAS DI
                        HATCHERY PT CHAROEN POKPHAND JAYA FARM GEMPOL JAWA   TIMUR

LATAR BELAKANG
Perusahaan pembibitan merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu usaha peternakan. Untuk menghasilkan bibit yang bermutu maka diperlukan pengelolaan pembibitan ayam yang baik agar diperoleh telur tetas dan DOC yang baik sehingga peran perusahaan pembibitan dalam rangka menghasilkan  final stock yang berkualitas dapat memenuhi permintaan pasar. Usaha peningkatan produk peternakan unggas dimulai dari peningkatan kualitas ayam bibit atau “Parent Stock” sebagai penghasil ayam “Final Stock”. Manajemen bibit perlu ditingkatkan untuk menghasilkan DOC (Day Old Chick) yang berkualitas baik.
Usaha penetasan merupakan parameter dari suatu usaha peternakan pembibitan dalam menghasilkan telur tetas yang berkualitas dan merupakan langkah awal dari suatu usaha peternakan baik komersial maupun pembitan (breeding). Seleksi yang ketat terhadap ayam bibit parent stock harus dilakukan oleh perusahaan pembibitan yang bersangkutan untuk dapat memperoleh anak ayam (Final Stock) yang mempunyai sifat-sifat yang unggul seperti yang dimiliki oleh tetuanya (Parent Stock) yang dalam hal ini adalah produktivitas dan nilai ekonomisnya yang tinggi.
Penanganan DOC setelah menetas pada ayam broiler, meliputi beberapa hal yaitu pengumpulan DOC (pull chicks), seleksi (selection) , culling  (pengafkiran DOC cacat), vaksinasi, pengepakan hingga pengiriman. Penerapan program penanganan pasca tetas yang baik merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan penetasan buatan selain faktor produksi telur tetas dan manajemen penetasan.


TUJUAN DAN MANFAAT
       Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk menambah wawasan tentang penetasan, mengetahui tata laksana penetasan dari awal, proses dan akhir sehingga lebih mengenal serta memahami tentang usaha pembibitan yang menghasilkan produk DOC terutama di PT Charoen Pokphand Jaya Farm.
       Manfaat yang dapat diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah dapat menambah pengalaman, meningkatkan keterampilan dan mengetahui langkah-langkah yang dilakukan pada saat penanganan pasca penetasan di PT Charoen Pokphand Jaya Farm mulai dari pengumpulan DOC sampai pengiriman sehingga lebih mudah bila mengaplikasikannya dalam dunia kerja.


TINJAUAN PUSTAKA


Pull chicks Adalah kegiatan untuk mengeluarkan atau memanen DOC dari dalam Hatcher, baik secara sederhana atau semi modern dimana DOC dikeluarkan lalu dilewatkan melalui ban berjalan keruangan lain. Pada saat DOC melewati ban berjalan dilakukan seleksi DOC yang cacat dan under grade terlebih dahulu. Sisanya masuk kedalam Box DOC kemudian diletakkan diruangan Seleksi untuk proses selanjutnya (Saptorohadi, 2011). DOC harus segera dipindahkan dari mesin tetas setelah semua telur menetas dan anak ayam telah 95% kering bulunya. Segera diberikan air minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi selama pengeringan bulu di dalam mesin tetas (Suprijatna dkk, 2005) dan DOC sebaiknya tidak diberi pakan apa-apa sebelum 24 jam karena masih memiliki sisa kuning telur dalam tubuhnya (North dan Bell, 1990).

Seleksi dan Culling

       Seleksi anak ayam yang baru menetas merupakan pemisahan antara anak ayam dengan kualitas baik dan yang tidak baik, untuk selanjutnya anak ayam yang tidak baik akan diafkir (Suprijatna et al., 2005). Seleksi juga dapat didefinisikan yaitu memilih ayam yang kualitasnya memenuhi standar dari kelompoknya yang meliputi kesehatan, aktifitas, warna bulu dan performa (AAK, 1991).
       Seleksi DOC dilakukan diruang seleksi, pada umumnya ada tiga grade atau kwalitas yang diterapkan oleh manajemen yakni Grade A atau disebut juga kwalitas Super, kemudian Grade B atau disebut juga Grade BM dan terakhir Grade C atau disebut juga Polosan. Dimana DOC Grade A mempunyai berat badannya diatas 38 atau lebih dari 40 gram per ekor  ( Saptorohadi, 2011).

Sexing (Penentuan Jantan dan Betina)

            Sexing adalah memisahkan/memilih antara ayam jantan dan betina. Biasanya dilakukan dengan metode buka kloaka, perbedaan warna bulu, dan perbedaan panjang bulu sayap (Suprijatna et al., 2005). ). Menurut Nuryati dan Sutarto (2000), “sexing” dengan melihat perbedaan warna bulu disebabkan adanya sifat-sifat tertentu yang terkait dengan kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin. Sexing dengan perbedaan bulu sayap biasanya dilakukan pada ayam yang pertumbuhan bulunya cepat dengan melihat bulu sayap runcing pada ayam betina dan pada jantan bulu sayap tidak runcing.
                                
Potong paruh (debeaking)

       Potong paruh mulai dilakukan saat DOC masih berada di hatchery. Tujuan potong paruh adalah mengurangi kanibalisme dan terbuangnya pakan yang dikais-kais oleh paruh. Menurut Sudaryani dan Santoso (2002), keuntungan pemotongan paruh pada umur muda yaitu anak ayam lebih mudah dipegang, mengurangi pendarahan, mengurangi stress (dibandingkan bila dilakukan sesudah ayam vaksin), efisiensi pakan lebih baik, dan mengurangi ayam mematuk-matuk bulunya sendiri atau mematok ayam lain. Alat pemotong paruh yang biasa digunakan yaitu electic debeaker. Debeaking  pada DOC petelur dilakukan umur 6-9 hari (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).

Vaksinasi

Vaksinasi merupakan upaya pencegahan penyakit dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh ayam. Menurut Suprijatna et all (2005) vaksinasi didefinisikan sebagai suatu kegiatan memasukkan bibit penyakit (mikroorganisme) tertentu yang telah dilemahkan ke dalam tubuh ternak dalam rangka menumbuhkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu tersebut. Vaksinasi pada DOC biasanya dilakukan dengan metode injeksi subcutan (pada pangkal leher bagian belakang) atau spray. Vaksinasi dengan injeksi dilakukan di bawah kulit leher, sebab anak ayam yang baru menetas hanya memiliki sedikit daging pada dada dan paha Rasyaf (1995).

Packing (pengemasan) DOC

   Usaha untuk mempermudah dan mengurangi kematian anak ayam selama transport yaitu bentuk box dibuat senyaman mungkin bagi DOC. Box berbentuk segi empat dengan luas dasar lebih besar dibandingkan luas atas agar ventilasi tidak tertutup pada saat penyusunan box sehingga sirkulasi udara berjalan lancar. Setiap box terdiri dari 100 ekor DOC yang dibagi atas 4 petak, tiap petak 25 ekor (Rasyaf, 1995). Box/kotak kemasan tersebut sebagian besar masih terbuat dari karton dengan ukuran panjang bagian bawah 64 cm dan bagian atas 60 cm, lebar bagian bawah 48 cm dan bagian atas 44 cm, sedangkan tinggi kemasan 15 cm (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).



MATERI DAN METODE


Waktu Pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan tentang Penanganan DOC Pasca Penetasan dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada Pebruari-Maret 2013 di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Gempol Jawa Timur.

Materi
Materi yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang adalah unit
usaha penetasan  PT. Charoen Pokphand Jaya Farm yang terletak di desa Winong Kecamatan Gempol Jawa Timur.

Metode

Metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah dengan partisipasi aktif dengan melakukan kegiatan rutin dan melakukan pencatatan data di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan karyawan maupun staf perusahaan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya (Lampiran 1). Data Sekunder diperoleh dari catatan perusahaan dan monografi perusahaan. Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, secara deskriptif dan dibandingkan dengan pustaka, kemudian disusun menjadi sebuah laporan Praktek Kerja Lapang (PKL)..


JADWAL KEGIATAN
Kegiatan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Persiapan
























Pengambilan data


























Analisis data
























Penyusunan laporan
























Konsultasi
























Ujian



























DAFTAR PUSTAKA


Aksi Agraris Kanisius. 1991. Pedoman Beternak Ayam Negeri. Kanisius, Yogyakarta.

Kartasudjana, R. dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta

North, M. O. dan Bell, D. D. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Fouth edition. The AVI Publishing Company, California.
Nuryati, T., Sutarto, P. S. Hardjosworo. 2000. Sukses Menetaskan Telur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Penetasan. Kanisius, Yogyakarta
Saptorohadi, 2011. Manajemen Penetasan Ayam Untuk Broiler Dan Layer. NKRI. Jakrata

Sudaryani, T. dan H. Santoso. 2002. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya, Jakarta

Sarwono, B. 2002. Beternak Ayam Buras. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suprijatna, E. U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta

Lampiran. 1

QUESIONER

1.       Keadaan Umum Perusahaan

  1. Tinjauan Perusahaan
    • Sejarah perusahaan                    :
    • Nama Perusahaan                      :
    • Bentuk usaha                            :
    • Tanggal berdiri                          :
    • Pemilik perusahaan                   :
    • Nomor surat izin berdiri            :
    • Kemungkinan perluasan usaha :
  2. Lokasi Perusahaan
    • Alamat lokasi
    • Luas area perusahaan
    • Denah lokasi
    • Lay out perusahaan
    • Kapasitas kandang
    • Ketinggian dari permukaan air laut
    • Suhu
    • Kelembaban
    • Curah hujan
    • Sumber air
    • Jarak dari pemukiman
  3. Struktur Organisasi
Jumlah manager
Jumlah sepervisor
Jumlah karyawan
Karyawan harian
Karyawan tetap
  1. Fasilitas Perusahaan
    • Transportasi
    • Komunikasi
    • Lain-lain

2.       Telur Tetas

a.         Pengambilan telur tetas
    • Frekuensi pengambilan
    • Alat yang digunakan
    • Sistem pengambilan
    • Tempat untuk mengumpulkan telur
b.        Seleksi telur tetas
    • Cara seleksi
    • Syarat telur tetas yang baik
    • Bentuk  telur tetas
    • Berat telur tetas
    • Tekstur dan retak tidaknya kulit telur
    • Cara fumigasi
    • Lama fumigasi
c.         Penanganan  dan penyimpanan
    • Cara penyimpanan telur tetas
    • Ruang dan alat penyimpanan
    • Suhu dan kelembaban ruang penyimpanan
    • Lama penyimpanan

3.       Penetasan

a.         Sanitasi mesin tetas
b.        Pengoperasian mesin tetas (“setter” dan “hatcher”)
c.         Kapasitas mesin tetas
d.        Sistem ventilasi mesin tetas
e.         Suhu dan kelembaban
f.         “Candling”
g.        Seleksi selama penetasan
h.        Frekuensi pemutaran telur tetas
i.          Faktor kegagalan penetasan
j.          Fumigasi dan pembersihan alat

4.       Penanganan Produksi Pasca Tetas

  1. Pengumpulan DOC
·         Waktu dan tempat
·         Alat
·         Metode
  1.  Seleksi dan “culling”
·         Waktu
·         Alat
·         tempat
·         Metode
·         Kriteria ayam seleksi dan “culling”
·         Perlakuan terhadap DOC “culling”
·         Prosentase DOC “culling”
·         Tenaga kerja (jumlah dan kemampuan)
  1. Pemisahan jantan dan betina “sexing”
  2. Vaksinasi
·         Tujuan
·         Waktu
·         Tempat
·         Alat
·         Metode
·         Macam vaksinasi yang diberikan
  1. Pengepakan “packing”
·         Waktu
·         Tempat
·         Metode
·         Media pengepak (bentuk, jenis dan ukuran)
·         Penempatan ayam dalam media pengepak

Tidak ada komentar: