JUDUL : TATA LAKSANA PENANGANAN DOC PASCA TETAS DI
HATCHERY
PT CHAROEN POKPHAND JAYA FARM GEMPOL JAWA
TIMUR
LATAR BELAKANG
Perusahaan pembibitan merupakan salah satu faktor
penunjang keberhasilan suatu usaha peternakan. Untuk menghasilkan bibit yang
bermutu maka diperlukan pengelolaan pembibitan ayam yang baik agar diperoleh
telur tetas dan DOC yang baik sehingga peran perusahaan pembibitan dalam rangka
menghasilkan final stock yang berkualitas dapat memenuhi permintaan pasar. Usaha
peningkatan produk peternakan unggas dimulai dari peningkatan kualitas ayam
bibit atau “Parent Stock” sebagai
penghasil ayam “Final Stock”.
Manajemen bibit perlu ditingkatkan untuk menghasilkan DOC (Day Old Chick) yang berkualitas baik.
Usaha penetasan merupakan parameter dari suatu usaha peternakan
pembibitan dalam menghasilkan telur tetas yang berkualitas dan merupakan
langkah awal dari suatu usaha peternakan baik komersial maupun pembitan (breeding). Seleksi yang ketat terhadap ayam bibit parent stock harus dilakukan oleh perusahaan pembibitan yang
bersangkutan untuk dapat memperoleh anak ayam (Final Stock) yang
mempunyai sifat-sifat yang unggul seperti yang dimiliki oleh tetuanya (Parent Stock) yang dalam hal ini adalah produktivitas dan nilai
ekonomisnya yang tinggi.
Penanganan DOC setelah menetas pada ayam broiler,
meliputi beberapa hal yaitu pengumpulan DOC (pull chicks), seleksi (selection)
, culling (pengafkiran DOC cacat),
vaksinasi, pengepakan hingga pengiriman. Penerapan program penanganan pasca
tetas yang baik merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan penetasan buatan
selain faktor produksi telur tetas dan manajemen penetasan.
TUJUAN
DAN MANFAAT
Tujuan
dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk menambah wawasan tentang penetasan, mengetahui tata laksana penetasan dari awal,
proses dan akhir sehingga lebih mengenal serta memahami tentang usaha
pembibitan yang menghasilkan produk DOC terutama di PT
Charoen Pokphand Jaya Farm.
Manfaat
yang dapat diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah dapat menambah pengalaman, meningkatkan keterampilan dan
mengetahui langkah-langkah yang dilakukan pada saat penanganan pasca penetasan
di PT Charoen Pokphand Jaya Farm mulai dari pengumpulan DOC sampai pengiriman sehingga lebih
mudah bila mengaplikasikannya dalam dunia kerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Pull chicks Adalah kegiatan untuk mengeluarkan atau memanen DOC dari dalam Hatcher,
baik secara sederhana atau semi modern dimana DOC dikeluarkan lalu dilewatkan
melalui ban berjalan keruangan lain. Pada saat DOC melewati ban berjalan
dilakukan seleksi DOC yang cacat dan under grade terlebih dahulu. Sisanya masuk
kedalam Box DOC kemudian diletakkan diruangan Seleksi untuk proses selanjutnya
(Saptorohadi, 2011). DOC harus
segera dipindahkan dari mesin tetas setelah semua telur menetas dan anak ayam
telah 95% kering bulunya. Segera
diberikan air minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi
selama pengeringan bulu di dalam mesin tetas (Suprijatna dkk, 2005) dan DOC sebaiknya tidak diberi pakan apa-apa sebelum 24 jam karena masih
memiliki sisa kuning telur dalam tubuhnya (North dan Bell, 1990).
Seleksi
dan Culling
Seleksi
anak ayam yang baru menetas merupakan pemisahan antara anak ayam dengan
kualitas baik dan yang tidak baik, untuk selanjutnya anak ayam yang tidak baik
akan diafkir (Suprijatna et al., 2005).
Seleksi juga dapat didefinisikan yaitu memilih ayam yang kualitasnya memenuhi
standar dari kelompoknya yang meliputi kesehatan, aktifitas,
warna bulu dan performa (AAK, 1991).
Seleksi DOC dilakukan diruang seleksi,
pada umumnya ada tiga grade atau kwalitas yang diterapkan oleh manajemen yakni
Grade A atau disebut juga kwalitas Super, kemudian Grade B atau disebut juga
Grade BM dan terakhir Grade C atau disebut juga Polosan. Dimana DOC Grade A
mempunyai berat badannya diatas 38 atau lebih dari 40 gram per ekor ( Saptorohadi, 2011).
Sexing (Penentuan Jantan dan Betina)
Sexing
adalah memisahkan/memilih antara ayam jantan dan betina. Biasanya dilakukan dengan metode buka kloaka, perbedaan
warna bulu, dan perbedaan panjang bulu sayap (Suprijatna et al., 2005). ). Menurut Nuryati dan Sutarto (2000), “sexing” dengan
melihat perbedaan warna bulu disebabkan adanya sifat-sifat tertentu yang
terkait dengan kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin. Sexing dengan perbedaan bulu sayap
biasanya dilakukan pada ayam yang pertumbuhan bulunya cepat dengan melihat bulu
sayap runcing pada ayam betina dan pada
jantan bulu sayap tidak runcing.
Potong
paruh (debeaking)
Potong paruh
mulai dilakukan saat DOC masih berada di hatchery.
Tujuan potong paruh adalah mengurangi kanibalisme dan terbuangnya pakan yang
dikais-kais oleh paruh. Menurut Sudaryani dan Santoso (2002), keuntungan
pemotongan paruh pada umur muda yaitu anak ayam lebih mudah dipegang,
mengurangi pendarahan, mengurangi stress (dibandingkan bila dilakukan sesudah
ayam vaksin), efisiensi pakan lebih baik, dan mengurangi ayam mematuk-matuk
bulunya sendiri atau mematok ayam lain. Alat pemotong paruh yang
biasa digunakan yaitu electic debeaker.
Debeaking pada DOC petelur dilakukan umur 6-9 hari
(Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Vaksinasi
Vaksinasi
merupakan upaya pencegahan penyakit dengan cara memasukkan vaksin ke dalam
tubuh ayam. Menurut Suprijatna et all (2005) vaksinasi
didefinisikan sebagai suatu kegiatan memasukkan bibit penyakit (mikroorganisme)
tertentu yang telah dilemahkan ke dalam tubuh ternak dalam rangka menumbuhkan
kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu tersebut. Vaksinasi pada DOC
biasanya dilakukan dengan metode injeksi subcutan (pada pangkal leher bagian
belakang) atau spray. Vaksinasi dengan injeksi
dilakukan di bawah kulit leher, sebab anak ayam yang baru menetas hanya
memiliki sedikit daging pada dada dan paha Rasyaf (1995).
Packing (pengemasan) DOC
Usaha untuk mempermudah dan mengurangi
kematian anak ayam selama transport yaitu bentuk box dibuat senyaman mungkin
bagi DOC. Box berbentuk segi empat dengan luas dasar lebih besar dibandingkan
luas atas agar ventilasi tidak tertutup pada saat penyusunan box sehingga
sirkulasi udara berjalan lancar. Setiap box terdiri dari 100 ekor DOC yang
dibagi atas 4 petak, tiap petak 25 ekor (Rasyaf, 1995). Box/kotak kemasan tersebut sebagian besar masih terbuat
dari karton dengan ukuran panjang bagian bawah 64 cm dan bagian atas 60 cm,
lebar bagian bawah 48 cm dan bagian atas 44 cm, sedangkan tinggi kemasan 15 cm
(Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
MATERI DAN METODE
Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan
tentang Penanganan DOC Pasca Penetasan dilaksanakan selama satu bulan, yaitu
pada Pebruari-Maret 2013 di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Gempol Jawa
Timur.
Materi
Materi yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja
Lapang adalah unit
usaha penetasan PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
yang terletak di desa Winong Kecamatan Gempol Jawa Timur.
Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan Praktek
Kerja Lapang (PKL) adalah dengan partisipasi aktif dengan melakukan kegiatan
rutin dan melakukan pencatatan data di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm. Pengumpulan data primer dilakukan
dengan cara wawancara langsung dengan karyawan maupun staf perusahaan
berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya (Lampiran 1).
Data Sekunder diperoleh dari catatan perusahaan dan monografi perusahaan. Data
yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, secara deskriptif dan dibandingkan
dengan pustaka, kemudian disusun menjadi sebuah laporan Praktek Kerja Lapang
(PKL)..
JADWAL KEGIATAN
Kegiatan
|
Januari
|
Pebruari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Persiapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengambilan data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Analisis data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Konsultasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ujian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius. 1991.
Pedoman Beternak Ayam Negeri. Kanisius, Yogyakarta.
Kartasudjana, R. dan E.
Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta
North, M. O. dan Bell, D. D. 1990. Commercial
Chicken Production Manual. Fouth edition. The AVI Publishing Company,
California.
Nuryati, T., Sutarto, P. S. Hardjosworo. 2000.
Sukses Menetaskan Telur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Penetasan.
Kanisius, Yogyakarta
Saptorohadi, 2011. Manajemen
Penetasan Ayam Untuk Broiler Dan Layer. NKRI. Jakrata
Sudaryani, T. dan H. Santoso. 2002. Pembibitan Ayam
Ras. Penebar Swadaya, Jakarta
Sarwono, B. 2002. Beternak Ayam Buras. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Suprijatna, E. U. Atmomarsono
dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta
Lampiran. 1
QUESIONER
1.
Keadaan Umum Perusahaan
- Tinjauan Perusahaan
- Sejarah perusahaan :
- Nama Perusahaan :
- Bentuk usaha :
- Tanggal berdiri :
- Pemilik perusahaan :
- Nomor surat
izin berdiri :
- Kemungkinan
perluasan usaha :
- Lokasi Perusahaan
- Alamat
lokasi
- Luas
area perusahaan
- Denah
lokasi
- Lay
out perusahaan
- Kapasitas
kandang
- Ketinggian
dari permukaan air laut
- Suhu
- Kelembaban
- Curah
hujan
- Sumber
air
- Jarak
dari pemukiman
- Struktur Organisasi
Jumlah manager
Jumlah sepervisor
Jumlah karyawan
Karyawan
harian
Karyawan
tetap
- Fasilitas Perusahaan
- Transportasi
- Komunikasi
- Lain-lain
2. Telur Tetas
a.
Pengambilan telur tetas
- Frekuensi
pengambilan
- Alat
yang digunakan
- Sistem
pengambilan
- Tempat
untuk mengumpulkan telur
b.
Seleksi telur tetas
- Cara
seleksi
- Syarat
telur tetas yang baik
- Bentuk telur tetas
- Berat
telur tetas
- Tekstur
dan retak tidaknya kulit telur
- Cara
fumigasi
- Lama
fumigasi
c.
Penanganan dan penyimpanan
- Cara
penyimpanan telur tetas
- Ruang
dan alat penyimpanan
- Suhu
dan kelembaban ruang penyimpanan
- Lama
penyimpanan
3.
Penetasan
a.
Sanitasi mesin tetas
b.
Pengoperasian mesin tetas
(“setter” dan “hatcher”)
c.
Kapasitas mesin tetas
d.
Sistem ventilasi mesin tetas
e.
Suhu dan kelembaban
f.
“Candling”
g.
Seleksi selama penetasan
h.
Frekuensi pemutaran telur tetas
i.
Faktor kegagalan penetasan
j.
Fumigasi dan pembersihan alat
4. Penanganan Produksi Pasca Tetas
- Pengumpulan
DOC
·
Waktu dan tempat
·
Alat
·
Metode
- Seleksi dan
“culling”
·
Waktu
·
Alat
·
tempat
·
Metode
·
Kriteria ayam seleksi dan “culling”
·
Perlakuan terhadap DOC “culling”
·
Prosentase DOC “culling”
·
Tenaga kerja (jumlah dan kemampuan)
- Pemisahan
jantan dan betina “sexing”
- Vaksinasi
·
Tujuan
·
Waktu
·
Tempat
·
Alat
·
Metode
·
Macam vaksinasi yang diberikan
- Pengepakan “packing”
·
Waktu
·
Tempat
·
Metode
·
Media pengepak (bentuk, jenis dan ukuran)
·
Penempatan ayam dalam media pengepak